Selasa, 30 Agustus 2011

ANDAI ... GAK SAKIT

Cinta … 1 kata 5 huruf yang bermakna banyak. Ada yang menganggap cinta itu segalanya, tetapi ada juga yang menganggap cinta itu cuma buat mainan. Dan ending cinta pun bermacam-macam. Ada yang sukses pacarannya sampai nikah, ada juga yang harus berkali-kali pacaran baru bisa menikah, bahkan sampai ada yang mengalami kejadian tragis. Dari yang kapok dengan cinta sampai memutuskan ogah untuk menikah, ada juga yang rela mati demi pasanganya (film titanic banget dong).

Kali ini gue mau membahas seorang lelaki dengan seorang wanita yang sedang jatuh cinta. Dari mulai tahap kenalan, tukeran no hp, berlanjut ke tahap PDKT melalui telephone, SMSan, FB, sampai pada akhirnya mereka berhasil jadian.

Untuk menjaga privasi orang tersebut, nama mereka serta tempat kuliahnya gue samarkan. Untuk laki-lakinya gue ganti menjadi Gahardi, sedangkan untuk wanitanya menjadi Suci. Mereka berdua bertemu di sebuah kampus terkenal di Jakarta. Biar lebih enak kampus tersebut gue ganti menjadi UniversitasTarAdaNantiGak yang di singkat menjadi UTANG. Kampus gue juga sih, hehehe

Pada awal masuk kuliah mereka berdua belum timbul benih-benih rasa suka. Di mata Gahardi, Suci itu masih seperti anak kecil. Hal ini nampak jelas, dari gaya bicaranya, berpakaian, gaya bercandanya yang masih seperti anak-anak, sampai suka mabok kalo naek angkot (heran gue, ada iya orang mabok naek angkot. Apa gara-gara supirnya kentut kali ???. Yaaaa bisa jadi. Bagi dong kentutnya bang, biar bisa nyobain mabok gratis). 

Sampai pada suatu ketika gue bersama Gahardi berbincang-bincang mengenai Suci. Kebetulan pada waktu itu gue sama Gahardi ingin pergi ke Sukatani untuk menjenguk temen kami Putri yang sedang sakit akibat kecelakaan motor (bokapnya Stoner kali, bawa motornya kebut). Emang dasar gembel, gue berdua jalan kaki dari Juanda sampai ke Sukatani. Maklum akhir bulan, jajan gue berdua kebetulan di kasihnya tiap bulan (namanya juga gembel. Jadi harus jago ngeles. HIDUP GEMBEL).

‘Gar, kalo misalkan lo tiba-tiba jadian sama Suci gimana’, tanya gue ke Gahardi.
‘Ah … kenapa jadi gue. Mending lo aja dah’, jawab Gahardi dengan muka kagetnya ketika mendengar pertanyaan dari gue.
‘Yaah kan cuma misalkan, gak serius. Kalo gue pribadi mah makasih deh, yang ada nanti gue repot. Tau sendiri si Suci suka mabok kalo naek angkot. Masa gue mesti bawa-bawa helm buat naro muntahnya dia’, lanjut gue.sambil ketawa.
‘Hahahaha … lo aja gak mau. Gue juga gak mau. Abis si Suci kaya anak kecil’.
‘Berarti kalo dia berubah jadi dewasa lo mau dong’.
‘Tetep aja gak mau, udah tau gue gak ada motor. Masa gue mesti jalan kaki kalo mau pacaran sama dia’
‘Hahahahahahaha … iya juga. Bisa -bisa bentis lo berubah jadi betis tukang sampah’
‘Digh kok tukang sampah. Setau gue betis yang gede tukang becak’
‘Tau aja lo, sampingan lo jadi tukang becak kali. Hahahahaha’.
‘Yeee … bego’

Kemudian kami berdua melanjutkan perjalanan yang di temani oleh 2 gelas air Aqua dan panasnya matahari. Seperti layaknya para musafir kami berdua tetap semangat berjalan kaki. Yang membedakan kami dengan musafir yaitu musafir jalan kaki buat berdakwah, nah kalo kami jalan kaki emang bener-bener gak punya duit. Walaupun kesamaanya ada, sama-sama berbuat baik. (sombong)

Sesampainya di rumah Putri. Ada air minum beserta gorengan bakwan. Tanpa basa-basi kami berdua langsung memperkosa (baca:makan) bakwan itu sampai habis dengan waktu kurang dari 5 menit. (maklum gembel, gak bisa liat makan gratis). Selayaknya orang jenguk kami pun menayakan kondisi Putri. Lalu kami berdua bergegas pulang, kali ini naek angkot. Soalnya hari udah sore+kaki kami udah pada pegel semua.

Tiga bulan setelah kejadian tersebut, sejak teman akrabnya si Suci yaitu Muti memutuskan untuk keluar dari kampus UTANG. Bukan … Bukan si Muti keluar bukan karena di DO, tapi dia mendapatkan kerja di Pesawat Garuda menjadi Pramugari. Si Suci terlihat berubah drastis. Dari yang tadinya berperilakuan seperti anak kecil, berubah menjadi lebih dewasa. Melihat hal itu, teman-teman di satu Jurusan sama Gahardi tiba-tiba ngecengin (baca:menjodoh – jodohkan secara paksa) Gahardi dengan si Suci. Gue sebagai teman dekatnya Gahardi juga tidak habis pikir kenapa itu bisa terjadi.

Mungkin pendapat orang mengenai “kalo seseorang sering di cengin dengan orang lain, besar kemungkinan bisa tumbuh benih-benih CINTA”. Wah kalo tau gitu, kenapa bukan gue aja yang di cengein sama Asmirandah sapa tau dia bisa demen sama gue. (ngarep)

Satu minggu sebelum ulang tahun Gahardi. Gue, Gahardi, Wahyu serta Dias pergi ke Pancong. Waktu itu Dias datang telat sebab dia harus mengurusi berberapa hal mengenai organisasi yang dia ikuti di kampus. Gahardi bercerita kepada kami kalo si Suci beneran suka sama dia.

‘Brur … semalem gue SMSan sama si Suci … ‘, omongannya Gahardi sedikit tertunda akibat suara goblok yang kami timbulkan akibat kaget mendengar hal tersebut.
‘Cieeeeee’
‘Sial lo malah ngecengin. Semalem gue SMSan sama dia. Dan ternyata dia beneran suka sama gue’, lanjut Gahardi yang tadi omongannya sedikit tertunda.
‘Waaaaah … berarti lo nelen ludah lo sendiri dong. Inget gak lo waktu kita ke rumahnya Putri kita sempet ngomongin tentang si Suci’, sebut gue sambil makan Pancong keju dengan buas.
‘Inget gue. Justru itu gue cerita ke lo’.
‘Kok itu bocah beneran bisa suka sama lo. Gimana ceritanya. Terus tangepan lo ke dia gimana’, tanya si Wahyu.
‘Kata Suci, semenjak dia sering di cengin. Dia jadi suka sama gue. Lo sih pada suka ngecengin. Kalo tanggepan gue ke dia sebenernya gue gak suka sama dia, lo tau sendiri dia orangnya gimana’, lanjut Gahardi sambil memasang muka kesel.
‘Digh gue. Waqi tuh yang sering ngecengin’, jawab Wahyu sambil meminum air kacang ijo.
‘Kenapa jadi gue. Gue mah cuma ikut-ikutan aja’, ucap gue sambil mengambil 2 gorengan bakwan.
‘Yaudah gue harus gimana dong nie. Gue jadi bingung’, sebut Gahardi sambil menuangkan saus ke mie+keju+telor yang baru matang.
‘Iya terserah lo. Mending lo terima dia aja, siapa tau dia bisa berubah. Suci orangnya gak jelek ini’, jawab gue sambil mengambil 2 (lagi) bakwan. (waktu itu gue lagi laper banget)
‘Yaudah deh. Gue coba’

Kami bertiga pun melanjutkan makan dengan sangat lahap. Kira-kira 5 menit setelah selesai makan. Dias baru datang, kemudian dia langsung memesan Pancong keju. Kami bertiga menceritakan obrolan kami tentang Gahardi dengan Suci kepadanya. Dias pun terkejut mendengarnya. Dia pun setuju dengan saran yang gue berikan ke Gahardi.

Setelah makan di Pancong, kami berempat memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Dan tidak sabar menunggu lanjutan cerita Gahardi. Apakah mereka nantinya akan jadiaan atau tidak.

Aktifitas di kampus pun terbilang biasa-biasa saja. Di isi dengan belajar, tugas, cengcengan sama dosen tanpa ada hal aneh yang terjadi. Cerita Gahardi sama Suci belum ada perkembangan, Gahardi masih bimbang dan Suci terlihat lebih tertutup.

Secara sembunyi-sembuyi ternyata Gahardi dengan Suci sudah resmi berpacaran. Tepat di hari Gahardi ulang tahun. Ternyata saran gue waktu itu bener-bener dia ikutin. Kami semua bersyukur mendengarnya. Dan semoga saja mereka berdua langgeng.

Tujuh bulan dilalui oleh kedua pasangan tersebut dengan lancar. Sampai masuk ke bulan delapan, Suci mengalami penyakit serius yaitu penyakit kista. Penyakit yang menyerang di dalam tubuh wanita. Yang harus memaksanya untuk masuk meja operasi. Mendegar hal itu, kami turut berduka dan kami berdoa agar Suci bisa lekas sembuh dan masuk kuliah kembali secara normal.

Operasi Suci berjalan dengan sukses. Tetapi kista yang ada di tubuhnya belum bisa terangkat secara total. Menurut dokter, penyakit kista yang di derita oleh Suci bisa sembuh total apabila Suci hamil dan melahirkan seorang anak sebelum 1 tahun pasca operasi yang dia lakukan. Hal ini lah yang menjadi hubungan Gahardi dengan Suci mulai mengalami masalah besar. Mereka harus segera memutuskan masa depan mereka di usia mereka yang masih sangat muda. (sungguh terlalu)

Mendengar hal ini keluarga Suci berencana menjodohkan Suci dengan lelaki pilihan keluarganya demi kesembuhan Suci. Sebenarnya Suci tidak setuju sebab dia masih mengharapkan Gahardi yang nantinya akan menjadi pasangan hidupnya. Suci pun mulai membicarakan hal serius ini ke Gahardi melalui SMS. SMSannya pun kira-kira seperti ini. (waktu itu gue cuma di certain sama Gahardi, abis gue males baca SMSnya)

‘Gimana nih, aku mau di jodohin sama keluarga aku. Makanya kamu lamar aku dong. Biar perjodohannya gak jadi’, SMS Suci kepada Gahardi.
‘Lamar’, bales Gahardi dengan tampang kagetnya.
‘Iya, kamu sayang kan sama aku. Makanya lamar aku’
‘Aku sayang sama kamu. Tapi aku belum siap buat lamar kamu. Aku belum punya apa-apa’.
‘Udah gapapa, aku siap nerima kamu apa adanya’.
‘Aku tau kamu siap, tapi keluarga kamu dan keluarga aku belum tentu siap mendengar hal ini’
‘Terus gimana dong. Apa kamu hamilin aku aja. Nantikan kalo udah gitu, mau gak mau pasti di paksa nikah’.
‘HAMILIN. Gak dah, aku bukan laki-laki seberengsek itu. Aku yakin kok penyakit kamu bakalan sembuh. Asal kamu hidup lebih teratur dan berdoa kepada Allah SWT buat kesembuhannya’.
‘Yaudah, nanti deh aku pikirin lagi’

Dengan perasaan yang hancur berantakan (D’Masiv kali) mereka berdua memutuskan berpisah. Suci bersedia menerima tawaran keluarganya untuk di jodohkan dan terpaksa keluar dari kampus UTANG sebab setelah menikah dia harus ikut sang calon suaminya tinggal di Lampung. Sedangkan Gahardi mulai membuka hatinya untuk mencari pengganti Suci. Entah di sengaja atau tidak, semua wanita yang dekat dengan Gahardi lambat laun berubah penampilannya mirip seperti Suci. (serius loh)

Tiga bulan setelah putus. Kami bersama-sama teman kuliah pergi ke Dufan. Di sana Suci dan Gahardi masih sangat akrab layaknya ketika masih berpacaran. Gue pun sempat berfikir, ‘Gila mereka sebenarnya emang bisa berjodoh. Kalo aja Suci mau bersabar nunggu Gahardi lulus kuliah+kerja dan terus hidup sehat. Insya Allah penyakitnya bakalan sembuh. Sebab gue percaya, Allah gak bakalan ngasih cobaan yang begitu berat kepada umatnya melebihi kemampuan dari umatnya’.

Tapi begitulah kehidupan. Manusia cuma bisa merencanakan tetapi Allah yang menentukan. (loh kok jadi ceramah)

Tepat tujuh bulan setelah mereka putus. Suci menikah dengan laki-laki pilihan keluarganya. Di pernikahan tersebut Gahardi hadir dan terlihat lebih tampan, sebab dia berani datang dan mengucapkan selamat kepada Suci+suaminya. (mirip ketika KD+RL menikah, Anang pun hadir) 

Suci+suaminya mereka berdua sekarang tinggal di Lampung dan hidup bahagia. 

Nasib Gahardi ???. Dia masih sibuk dengan kesibukannya dan sudah bisa melupakan Suci.

4 komentar:

  1. gahardi,, ckckkckck w hanya bisa bilang "cowo bodoh"

    mengejar yang tak pasti hahhaa

    BalasHapus
  2. HIDUP COWO BODOH AHAHAHAAAAA

    ELU AJE KALI GUE ENGGAK WKWKWKWKW

    BalasHapus
  3. terus namanya muti gak ada yang lebih keren apa qi?
    laura kek diana atau siapa lah
    tapi lucu2 sumpah

    BalasHapus
  4. makasih buat komentarnya.
    jangan lupa baca postingan yang laennya. (ngarep)
    di jamin seru.hehehehe

    BalasHapus