Cinta … 1 kata 5
huruf yang bermakna banyak. Ada yang menganggap cinta itu segalanya, tetapi ada
juga yang menganggap cinta itu cuma buat mainan. Dan ending cinta pun bermacam-macam.
Ada yang sukses pacarannya sampai nikah, ada juga yang harus berkali-kali
pacaran baru bisa menikah, bahkan sampai ada yang mengalami kejadian tragis.
Dari yang kapok dengan cinta sampai memutuskan ogah untuk menikah, ada juga
yang rela mati demi pasanganya (film titanic banget dong).
Kali ini gue mau
membahas seorang lelaki dengan seorang wanita yang sedang jatuh cinta. Dari
mulai tahap kenalan, tukeran no hp, berlanjut ke tahap PDKT melalui telephone,
SMSan, FB, sampai pada akhirnya mereka berhasil jadian.
Untuk menjaga
privasi orang tersebut, nama mereka serta tempat kuliahnya gue samarkan. Untuk
laki-lakinya gue ganti menjadi Gahardi, sedangkan untuk wanitanya menjadi Suci.
Mereka berdua bertemu di sebuah kampus terkenal di Jakarta. Biar lebih enak
kampus tersebut gue ganti menjadi UniversitasTarAdaNantiGak yang di singkat
menjadi UTANG. Kampus gue juga sih, hehehe
Pada awal masuk
kuliah mereka berdua belum timbul benih-benih rasa suka. Di mata Gahardi, Suci
itu masih seperti anak kecil. Hal ini nampak jelas, dari gaya bicaranya,
berpakaian, gaya bercandanya yang masih seperti anak-anak, sampai suka mabok
kalo naek angkot (heran gue, ada iya orang mabok naek angkot. Apa gara-gara
supirnya kentut kali ???. Yaaaa bisa jadi. Bagi dong kentutnya bang, biar bisa
nyobain mabok gratis).
Sampai pada
suatu ketika gue bersama Gahardi berbincang-bincang mengenai Suci. Kebetulan
pada waktu itu gue sama Gahardi ingin pergi ke Sukatani untuk menjenguk temen
kami Putri yang sedang sakit akibat kecelakaan motor (bokapnya Stoner kali,
bawa motornya kebut). Emang dasar gembel, gue berdua jalan kaki dari Juanda
sampai ke Sukatani. Maklum akhir bulan, jajan gue berdua kebetulan di kasihnya
tiap bulan (namanya juga gembel. Jadi harus jago ngeles. HIDUP GEMBEL).
‘Gar, kalo
misalkan lo tiba-tiba jadian sama Suci gimana’, tanya gue ke Gahardi.
‘Ah … kenapa
jadi gue. Mending lo aja dah’, jawab Gahardi dengan muka kagetnya ketika
mendengar pertanyaan dari gue.
‘Yaah kan cuma
misalkan, gak serius. Kalo gue pribadi mah makasih deh, yang ada nanti gue
repot. Tau sendiri si Suci suka mabok kalo naek angkot. Masa gue mesti bawa-bawa
helm buat naro muntahnya dia’, lanjut gue.sambil ketawa.
‘Hahahaha … lo
aja gak mau. Gue juga gak mau. Abis si Suci kaya anak kecil’.
‘Berarti kalo
dia berubah jadi dewasa lo mau dong’.
‘Tetep aja gak
mau, udah tau gue gak ada motor. Masa gue mesti jalan kaki kalo mau pacaran
sama dia’
‘Hahahahahahaha
… iya juga. Bisa -bisa bentis lo berubah jadi betis tukang sampah’
‘Digh kok tukang
sampah. Setau gue betis yang gede tukang becak’
‘Tau aja lo,
sampingan lo jadi tukang becak kali. Hahahahaha’.
‘Yeee … bego’
Kemudian kami
berdua melanjutkan perjalanan yang di temani oleh 2 gelas air Aqua dan panasnya
matahari. Seperti layaknya para musafir kami berdua tetap semangat berjalan
kaki. Yang membedakan kami dengan musafir yaitu musafir jalan kaki buat
berdakwah, nah kalo kami jalan kaki emang bener-bener gak punya duit. Walaupun
kesamaanya ada, sama-sama berbuat baik. (sombong)
Sesampainya di
rumah Putri. Ada air minum beserta gorengan bakwan. Tanpa basa-basi kami berdua
langsung memperkosa (baca:makan) bakwan itu sampai habis dengan waktu kurang
dari 5 menit. (maklum gembel, gak bisa liat makan gratis). Selayaknya orang
jenguk kami pun menayakan kondisi Putri. Lalu kami berdua bergegas pulang, kali
ini naek angkot. Soalnya hari udah sore+kaki kami udah pada pegel semua.
Tiga bulan
setelah kejadian tersebut, sejak teman akrabnya si Suci yaitu Muti memutuskan
untuk keluar dari kampus UTANG. Bukan … Bukan si Muti keluar bukan karena di
DO, tapi dia mendapatkan kerja di Pesawat Garuda menjadi Pramugari. Si Suci
terlihat berubah drastis. Dari yang tadinya berperilakuan seperti anak kecil,
berubah menjadi lebih dewasa. Melihat hal itu, teman-teman di satu Jurusan sama
Gahardi tiba-tiba ngecengin (baca:menjodoh – jodohkan secara paksa) Gahardi
dengan si Suci. Gue sebagai teman dekatnya Gahardi juga tidak habis pikir
kenapa itu bisa terjadi.
Mungkin pendapat
orang mengenai “kalo seseorang sering di cengin dengan orang lain, besar kemungkinan
bisa tumbuh benih-benih CINTA”. Wah kalo tau gitu, kenapa bukan gue aja yang di
cengein sama Asmirandah sapa tau dia bisa demen sama gue. (ngarep)
Satu minggu
sebelum ulang tahun Gahardi. Gue, Gahardi, Wahyu serta Dias pergi ke Pancong.
Waktu itu Dias datang telat sebab dia harus mengurusi berberapa hal mengenai
organisasi yang dia ikuti di kampus. Gahardi bercerita kepada kami kalo si Suci
beneran suka sama dia.
‘Brur … semalem
gue SMSan sama si Suci … ‘, omongannya Gahardi sedikit tertunda akibat suara
goblok yang kami timbulkan akibat kaget mendengar hal tersebut.
‘Cieeeeee’
‘Sial lo malah
ngecengin. Semalem gue SMSan sama dia. Dan ternyata dia beneran suka sama gue’,
lanjut Gahardi yang tadi omongannya sedikit tertunda.
‘Waaaaah …
berarti lo nelen ludah lo sendiri dong. Inget gak lo waktu kita ke rumahnya
Putri kita sempet ngomongin tentang si Suci’, sebut gue sambil makan Pancong
keju dengan buas.
‘Inget gue.
Justru itu gue cerita ke lo’.
‘Kok itu bocah
beneran bisa suka sama lo. Gimana ceritanya. Terus tangepan lo ke dia gimana’,
tanya si Wahyu.
‘Kata Suci,
semenjak dia sering di cengin. Dia jadi suka sama gue. Lo sih pada suka
ngecengin. Kalo tanggepan gue ke dia sebenernya gue gak suka sama dia, lo tau
sendiri dia orangnya gimana’, lanjut Gahardi sambil memasang muka kesel.
‘Digh gue. Waqi
tuh yang sering ngecengin’, jawab Wahyu sambil meminum air kacang ijo.
‘Kenapa jadi
gue. Gue mah cuma ikut-ikutan aja’, ucap gue sambil mengambil 2 gorengan
bakwan.
‘Yaudah gue harus
gimana dong nie. Gue jadi bingung’, sebut Gahardi sambil menuangkan saus ke
mie+keju+telor yang baru matang.
‘Iya terserah lo.
Mending lo terima dia aja, siapa tau dia bisa berubah. Suci orangnya gak jelek
ini’, jawab gue sambil mengambil 2 (lagi) bakwan. (waktu itu gue lagi laper
banget)
‘Yaudah deh. Gue
coba’
Kami bertiga pun
melanjutkan makan dengan sangat lahap. Kira-kira 5 menit setelah selesai makan.
Dias baru datang, kemudian dia langsung memesan Pancong keju. Kami bertiga
menceritakan obrolan kami tentang Gahardi dengan Suci kepadanya. Dias pun
terkejut mendengarnya. Dia pun setuju dengan saran yang gue berikan ke Gahardi.
Setelah makan di
Pancong, kami berempat memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Dan
tidak sabar menunggu lanjutan cerita Gahardi. Apakah mereka nantinya akan
jadiaan atau tidak.
Aktifitas di
kampus pun terbilang biasa-biasa saja. Di isi dengan belajar, tugas, cengcengan
sama dosen tanpa ada hal aneh yang terjadi. Cerita Gahardi sama Suci belum ada
perkembangan, Gahardi masih bimbang dan Suci terlihat lebih tertutup.
Secara sembunyi-sembuyi
ternyata Gahardi dengan Suci sudah resmi berpacaran. Tepat di hari Gahardi
ulang tahun. Ternyata saran gue waktu itu bener-bener dia ikutin. Kami semua
bersyukur mendengarnya. Dan semoga saja mereka berdua langgeng.
Tujuh bulan
dilalui oleh kedua pasangan tersebut dengan lancar. Sampai masuk ke bulan
delapan, Suci mengalami penyakit serius yaitu penyakit kista. Penyakit yang
menyerang di dalam tubuh wanita. Yang harus memaksanya untuk masuk meja
operasi. Mendegar hal itu, kami turut berduka dan kami berdoa agar Suci bisa
lekas sembuh dan masuk kuliah kembali secara normal.
Operasi Suci
berjalan dengan sukses. Tetapi kista yang ada di tubuhnya belum bisa terangkat
secara total. Menurut dokter, penyakit kista yang di derita oleh Suci bisa
sembuh total apabila Suci hamil dan melahirkan seorang anak sebelum 1 tahun
pasca operasi yang dia lakukan. Hal ini lah yang menjadi hubungan Gahardi
dengan Suci mulai mengalami masalah besar. Mereka harus segera memutuskan masa
depan mereka di usia mereka yang masih sangat muda. (sungguh terlalu)
Mendengar hal
ini keluarga Suci berencana menjodohkan Suci dengan lelaki pilihan keluarganya
demi kesembuhan Suci. Sebenarnya Suci tidak setuju sebab dia masih mengharapkan
Gahardi yang nantinya akan menjadi pasangan hidupnya. Suci pun mulai
membicarakan hal serius ini ke Gahardi melalui SMS. SMSannya pun kira-kira
seperti ini. (waktu itu gue cuma di certain sama Gahardi, abis gue males baca
SMSnya)
‘Gimana nih, aku
mau di jodohin sama keluarga aku. Makanya kamu lamar aku dong. Biar
perjodohannya gak jadi’, SMS Suci kepada Gahardi.
‘Lamar’, bales
Gahardi dengan tampang kagetnya.
‘Iya, kamu
sayang kan sama aku. Makanya lamar aku’
‘Aku sayang sama
kamu. Tapi aku belum siap buat lamar kamu. Aku belum punya apa-apa’.
‘Udah gapapa,
aku siap nerima kamu apa adanya’.
‘Aku tau kamu
siap, tapi keluarga kamu dan keluarga aku belum tentu siap mendengar hal ini’
‘Terus gimana
dong. Apa kamu hamilin aku aja. Nantikan kalo udah gitu, mau gak mau pasti di
paksa nikah’.
‘HAMILIN. Gak
dah, aku bukan laki-laki seberengsek itu. Aku yakin kok penyakit kamu bakalan
sembuh. Asal kamu hidup lebih teratur dan berdoa kepada Allah SWT buat
kesembuhannya’.
‘Yaudah, nanti
deh aku pikirin lagi’
Dengan perasaan
yang hancur berantakan (D’Masiv kali) mereka berdua memutuskan berpisah. Suci
bersedia menerima tawaran keluarganya untuk di jodohkan dan terpaksa keluar
dari kampus UTANG sebab setelah menikah dia harus ikut sang calon suaminya
tinggal di Lampung. Sedangkan Gahardi mulai membuka hatinya untuk mencari
pengganti Suci. Entah di sengaja atau tidak, semua wanita yang dekat dengan
Gahardi lambat laun berubah penampilannya mirip seperti Suci. (serius loh)
Tiga bulan
setelah putus. Kami bersama-sama teman kuliah pergi ke Dufan. Di sana Suci dan
Gahardi masih sangat akrab layaknya ketika masih berpacaran. Gue pun sempat
berfikir, ‘Gila mereka sebenarnya emang bisa berjodoh. Kalo aja Suci mau
bersabar nunggu Gahardi lulus kuliah+kerja dan terus hidup sehat. Insya Allah
penyakitnya bakalan sembuh. Sebab gue percaya, Allah gak bakalan ngasih cobaan
yang begitu berat kepada umatnya melebihi kemampuan dari umatnya’.
Tapi begitulah
kehidupan. Manusia cuma bisa merencanakan tetapi Allah yang menentukan. (loh
kok jadi ceramah)
Tepat tujuh
bulan setelah mereka putus. Suci menikah dengan laki-laki pilihan keluarganya. Di
pernikahan tersebut Gahardi hadir dan terlihat lebih tampan, sebab dia berani
datang dan mengucapkan selamat kepada Suci+suaminya. (mirip ketika KD+RL
menikah, Anang pun hadir)
Suci+suaminya
mereka berdua sekarang tinggal di Lampung dan hidup bahagia.
Nasib Gahardi
???. Dia masih sibuk dengan kesibukannya dan sudah bisa melupakan Suci.
gahardi,, ckckkckck w hanya bisa bilang "cowo bodoh"
BalasHapusmengejar yang tak pasti hahhaa
HIDUP COWO BODOH AHAHAHAAAAA
BalasHapusELU AJE KALI GUE ENGGAK WKWKWKWKW
terus namanya muti gak ada yang lebih keren apa qi?
BalasHapuslaura kek diana atau siapa lah
tapi lucu2 sumpah
makasih buat komentarnya.
BalasHapusjangan lupa baca postingan yang laennya. (ngarep)
di jamin seru.hehehehe